KAJEN - Berbagai upaya sudah dilakukan para petani ntuk mengusir serangan hama babi hutan dan kera diwilayah paninggaran. Mulai dari gropyokan bersama dengan mengerahkan anjing pemburu dan melibatkan pawang, ronda di lahan pertanian, hingga memasang jebakan babi hutan. Namun, serangan hama itu tidak kian surut. Serangan hanya bergeser dari satu desa ke desa lainnya di wilayah sekitar hutan tersebut.
Namun, masyarakat tidak menyerah. Mereka berdoa kepada Tuhan YME agar serangan hama babi hutan dan kera ini bisa sirna dari wilayah pertanian di pegunungan tersebut. Seperti yang dilakukan ribuan warga Desa Tenogo, Kecamatan Paninggaran. Masyarakat di sekitar hutan ini, Minggu (4/9) kemarin, menggelar tradisi nyiwer bumi dalam kegiatan legenan atau legenonan di desa itu.
Ada harapan khusus dari kegiatan tradisi dan ritual legenan ini, yakni serangan hama babi hutan dan kera hilang,sehingga hasil panen pun kian baik.
Dalam ritual ini, sekitar 1.000 warga setempat membawa berbagai macam hasil bumi dan sesaji yang diarak keliling kampung dan nyiwer lahan pertanian di desa itu. Tradisi setiap bulan 'Legeno' ini juga
dimeriahkan dengan tanggapan wayang kulit dengan dalang Ki Subarna, yang membawakan lakon Semar Mbangun Khayangan. Kegiatan tradisi ini kian semarak dengan disediakannya berbagai macam doorprize menarik untuk masyarakat desa setempat dan rebutan gunungan hasil bumi yang dibawa oleh masyarakat.
Kepala Desa Tenogo, Agus Susilo, mengatakan, tradisi legenan sebenarnya rutin digelar masyarakat pedesaan di Kota Santri sebagai wujud rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan YME, terutama melimpahnya hasil pertanian.
"Di Desa Tenogo ada sekitar 84 hektar lahan pertanian yang selama ini dirusak oleh hama babi hutan dan kera. Dengan ritual ini, semoga desa kami loh jinawi dan ayem tentrem," kata dia.
Dia juga berharap kepada pemerintah Kabupaten Pekalongan untuk turun tangan membantu mengatasi serangan hama babi hutan dan kera tersebut.
Namun, masyarakat tidak menyerah. Mereka berdoa kepada Tuhan YME agar serangan hama babi hutan dan kera ini bisa sirna dari wilayah pertanian di pegunungan tersebut. Seperti yang dilakukan ribuan warga Desa Tenogo, Kecamatan Paninggaran. Masyarakat di sekitar hutan ini, Minggu (4/9) kemarin, menggelar tradisi nyiwer bumi dalam kegiatan legenan atau legenonan di desa itu.
Ada harapan khusus dari kegiatan tradisi dan ritual legenan ini, yakni serangan hama babi hutan dan kera hilang,sehingga hasil panen pun kian baik.
Dalam ritual ini, sekitar 1.000 warga setempat membawa berbagai macam hasil bumi dan sesaji yang diarak keliling kampung dan nyiwer lahan pertanian di desa itu. Tradisi setiap bulan 'Legeno' ini juga
dimeriahkan dengan tanggapan wayang kulit dengan dalang Ki Subarna, yang membawakan lakon Semar Mbangun Khayangan. Kegiatan tradisi ini kian semarak dengan disediakannya berbagai macam doorprize menarik untuk masyarakat desa setempat dan rebutan gunungan hasil bumi yang dibawa oleh masyarakat.
Kepala Desa Tenogo, Agus Susilo, mengatakan, tradisi legenan sebenarnya rutin digelar masyarakat pedesaan di Kota Santri sebagai wujud rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan YME, terutama melimpahnya hasil pertanian.
"Di Desa Tenogo ada sekitar 84 hektar lahan pertanian yang selama ini dirusak oleh hama babi hutan dan kera. Dengan ritual ini, semoga desa kami loh jinawi dan ayem tentrem," kata dia.
Dia juga berharap kepada pemerintah Kabupaten Pekalongan untuk turun tangan membantu mengatasi serangan hama babi hutan dan kera tersebut.
http://www.kfmpekalongan.com/2016/09/legenonan-warga-tenogo-paninggaran.html
Komentar
Posting Komentar